TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN PORANG

 

Teknik Budidaya Porang

  1. Syarat Tumbuh

Pada dasarnya tanaman Porang adalah tanaman yang mudah tumbuh kembang dan dapat tumbuh dimana saja. Namun untuk menghasilkan umbi maksimal, syarat budidaya porang yang baik harus dipenuhi. Kondisi untuk menumbuhkan Porang yang baik adalah:

Kondisi Iklim

  1. Intensitas cahaya berkisar antara 60 – 70%
  2. Ketinggiannya mencapai 0 – 700 m di atas permukaan laut. Namun, untuk hasil terbaik diperoleh di daerah dengan ketinggian 100-600 m di atas permukaan laut.

Keadaan Tanah

  1. Tanah untuk menanam porang yang baik adalah tanah gembur / subur dan tidak boleh becek.
  2. Selain itu tanah memiliki struktur tanah liat berpasir dan bebas dari tanaman alang-alang.
  3. Untuk keasaman adalah tanah yang baik dan ideal antara ph 6-7.

Kondisi Lingkungan

  1. Porang membutuhkan naungan untuk tumbuh secara optimal dan naungan yang ideal adalah jati, mahoni sono dan lainnya.
  2. Perhatikan kerapatan Naungan. Kepadatan naungan minimum adalah 40% dan maksimum 60%. Semakin rapat semakin baik.

    Marfologi Tanaman Porang

    Batang tanaman porang memiliki bercak berwarna putih-hijau. Secara visual tidak terlalu berbeda dengan suweg/iles-iles putih hanya saja suweg memiliki bercak yang lebih gelap. Tekstur batang tanaman lebih halus dan memiliki tonjolan kecil pada ujung batang. Batang porang memiliki tipe pertumbuhan ke atas dapat mencapai 125 meter dengan diameter mencapai 6 cm.

    Bentuk daun perang adalah tipe menjari, pangkal daun memiliki 3 cabang, daun berwarna hijau cenderung gelap namun, beberapa berwarna hijau cerah. Daun porang memiliki titik pangka berupa bintil berwarna hijau cerah hingga coklat yang menjadi tempat bakal tumbuh bubil. Bintil tersebut mulai terlihat saat tanaman berusia 2 bulan.

    Bunga tanaman porang berwarna putihb yang akan membentuk biji dengan jumlah mencapai 250 biji per bunga, namun hanya 40% saja dari keseluruhan biji yang dapat tumbuh dan berkecambah. Tergantung pada kondidi lingkungan dan kematangan buah. Usia berbunga pada tanaman porang yaitu 3 tahun atau lebih.

     

    Umbi porang berupa umbi tunggal sehingga tidak memiliki benjolan titik tumbuh di sekitar umbi. Umbi berwarna kuning cerah dengan serat yang halus dan terlihat seperti bintik-bintik. Umbi terbentuk pada pangkal batang semu pada akhir musim penghujan.  Seiring dengan mengeringnya batang semu tanaman porang mulai menyimpan seluruh sari pati makanan ke dalam umbi yang merupakan batang asli, sebagai cadangan selama masa dormansi di musim kemarau.

    Bulbil atau katak akan muncul pada usia tanaman 2 bulan. Bulbil merupakan umbi generatif yang tumbuh pada pangkal daun ditandai dengan bintik gelap pada pangkal daun. Jumlah bulbil tergantung ruas percabangan daun dengan ukuran seujung pena sampai sekepalan tangan anak kecil dengan warna coklat gelap.

    Teknik Perkembangbiakan Porang

    Perkembangbiakan tanaman Porang dapat bersifat generatif dan vegetatif. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan bibit Porang.

    -          Perkembangbiakkan dengan Bintil atau Katak

    Dalam 1 kg bintil atau katak berisi sekitar 100 bintil atau katak. Saat panen, umbi atau katak dikumpulkan dan disimpan sampai masuk ke musim hujan. Bintil atau katak dapat ditanam langsung di lahan yang disiapkan.

    -          Perkembangbiakkan dengan Biji atau Buah

    Dalam waktu empat tahun tanaman porang membentuk bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah porang dapat menghasilkan biji hingga 250 biji yang nantinya dapat digunakan sebagai bibit porang dengan terlebih dahulu dilakukan penyemaian.

    -          Perkembangbiakan dengan Umbi

    Ada dua jenis umbi yaitu umbi kecil besar dan umbi besar. Umbi kecil diperoleh dengan mengurangi tanaman yang terlalu rapat dan perlu dilakukan penjarangan. Tanaman hasil penjarangan dikumpulkan yang kemudian digunakan sebagai bibit. Sementara penggunaan umbi besar dapat dilakukan dengan cara umbi besar yang telah diperoleh dibagi menjadi beberapa bagian selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

    1. Persiapan Lahan

    Lokasi terbaik untuk menanam porang adalah di bawah naungan pepohonan. Namun, porang juga bisa tumbuh dengan baik di lapangan terbuka dan biasanya dilengkapi dengan bayangan seperti paranet, sehingga matahari tidak menjadi terlalu berlebih.

    Persiapan lahan porang yang perlu diolah adalah sebagai berikut:

    1. Bersihkan lahan yang akan digunakan dari gulma dan sisa-sisa tanaman

    2. Setiap 4 Ha dijadikan 1 blok dan jalan kontrol selebar 2 m dibuat sebagai batas  blok

    3. Pemasangan ajir dengan jarak 1 m x 1 m untuk umbi dan katak

        4. Buat jalur dengan cangkul selebar 0,5 m untuk bibit yang menggunakan katak yang ditanam pada   jalur yang sudah dicangkul.

    5. Buat lubang tanam untuk bibit umbi dengan ukuran lubang sekitar 20 x 20 x 20 cm.

    6. Pemupukan dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan 0,5 kg pupuk Bokashi / lubang tanah atas, sedangkan untuk katak pupuk Bokashi dicampur ke dalam tanah di sekitar tumpukan

2. Penanaman Porang

Tentu saja Anda bisa menanam porang yang baik di bawah perlindungan pohon-pohon besar seperti pohon jati atau lainnya seperti tumpangsari. System tanam tumpang sari dapat memudahkan perawatan.



3.Pemeliharaan dan Perawatan

Untuk mencapai pertumbuhan dan produksi maksimum, perawatan intensif dapat dilakukan dengan penyiangan. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang mungkin merupakan pesaing tanaman dalam hal kebutuhan air dan nutrisi. Penyiangan harus dilakukan sebulan setelah menanam umbi porang. Penyiangan berikutnya dilakukan saat ada gulma yang muncul. Gulma yang sudah disiang lalu ditimbun di dalam lubang untuk dijadikan pupuk organic.


4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang mempengaruhi tanaman porang adalah belalang, ulat Orketti Macasar, ulat umbi Araechen, dan nematoda. Penyakit porang yang paling umum adalah: Busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp. Rhyzoctonia sp. Cercospora sp. Kontrol nematoda hetereter sering menyerang umbi-umbian dengan karbofuran, sementara kontrol penyakit dapat menggunakan fungisida Ridomil dan Benlate dan pengendalian hama Basudin dan Thiodan. Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dikhawatirkan, karena umbi porang mengandung kalsium oksalat, yang menyebabkan muntah pada bagian tanaman, gatal di lidah dan tenggorokan.


5. Proses Pemanenan

Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kalinya sejak usia 2 tahun setelah tanam. Umbi yang dipanen adalah umbi besar dengan berat lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi kecil harus dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.


Ciri-ciri porang yang siap panen adalah saat daunnya sudah kering dan jatuh ke tanah. Sebatang pohon porang dapat menghasilkan sekitar 2 kg umbi, dan dari sekitar 40.000 tanaman/ hektar, 80 ton umbi dapat dipanen pada tahun kedua panen. Setelah umbi dipanen dan kemudian dibersihkan dari tanah dan akar, umbi dipotong dan dijemur biasanya membutuhkan waktu 5 hari tujuannya untuk memperpanjang masa simpan dan menghindari dari jamur yang dapat merurunkan kualitas dan harga porang. Pemotongan umbi pada saat panen harus benar karena menentukan kualitas porang yang dihasilkan.

Komentar