JENIS EROSI TANAH DAN CARA PENCEGAHANYA

             Erosi merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Ada beberapa penyebab dan jenisnya. Bencana alam ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya yang bersifat preventif.

 Biasanya tergantung dari kondisi geografis-nya. Misalnya, wilayah dataran rendah memiliki potensi banjir yang cukup tinggi. Lalu, wilayah pantai rawan terkena tsunami. Sedangkan wilayah dataran tinggi atau pegunungan rawan mengalami erosi. Apa Itu Erosi?   erosi adalah sebuah kondisi pengikisian permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-beda seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus. 

 Secara umum erosi dapat terjadi karena air dan angin, untuk Indonesia erosi lebih sering terjadi karena pengikisan tanah oleh air. Erosi  terjadi ketika tidak adanya vegetasi yang tumbuh diatas tanah tersebut, padahal dengan adanya vegetasi membuat air tertahan diakar sehingga tidak langsung turun terutama pada lahan miring. Kerugian materil dan non materil yang ditimbulkan pun sangatlah besar, tak heran dampaknya akan terasa hingga beberapa tahun kedepan.

Penyebab Erosi Pengikisan bisa terjadi karena beberapa hal, ada dua penyebab erosi. Berikut penjelasannya.

                 1. Faktor Alam Penyebab pertama terjadinya pengikisan tanah adalah faktor alam atau erosi alamiah. Kondisi tersebut terjadi karena alam perlu mempertahankan keseimbangan tanah. Pengikisan ini umumnya masih menyediakan tanah sebagai media bagi tumbuhan hidup.

                   2. Aktivitas Manusia Penyebab kedua karena aktivitas manusia. Kondisi tersebut terjadi ketika lapisan tanah bagian atas mengalami pengelupasan karena adanya pembangunan, praktik budidaya tanaman yang tidak memperhatikan sistem konservasi, dan berbagai aktivitas manusia lainnya yang sifatnya merusak.

Faktor Penentu Terjadinya Erosi Selain kedua faktor utama tersebut ada faktor lain,

Faktor-faktor tersebut antara lain;

           1. Iklim Di daerah tropis, iklim yang sangat mempengaruhi terjadinya pengikisan yaitu hujan. Intensitas dan besarnya hujan bisa menyebabkan dispersi pada tanah. Curah hujan tinggi lebih mudah menyebabkan erosi dibandingkan dengan curah hujan rendah.

           2. Topografi Topografi atau tinggi rendahnya permukaan bumi juga bisa menjadi pemicu terjadinya pengikisan. Topografi akan menyebabkan terjadinya perbedaan lereng. Kemiringan dan panjang lereng yang sangat berpengaruh terhadap aliran pemukaan dan pengikisan.

           3. Tanah Tanah menjadi faktor penentu berikutnya. Beberapa hal dari kondisi tanah yang bisa menyebabkan pengikisan antara lain ketahanan tanah terhadap penyebab kerusakan baik air hujan atau aktivitas di permukaan dan kemampuan tanah untuk menyerap air. Baca Juga Lima Warga Meninggal Dalam Bencana Longsor di Karo, Sumatera Utara

            4. Vegetasi Faktor penentu terjadinya pengikisan yang terkahir yaitu vegetasi. Kehadiran vegetasi di atas permukaan bumi akan mempengaruhi aliran pemukaan dan pengikisan. Pengaruh tersebut antara lain; Intersepsi hujan yang dilakukan olah tajuk tanaman.

 Vegetasi yang mempengaruhi kecepatan aliran di permukaan dan kekuatan perusak yang berasal dari air. Akar tanaman akan mempengaruhi kegiatan biologi yang behubungan dengan pertumbuhan tanaman tersebut dan akan mempengaruhi prositas tanah. Transpirasi yang terjadi akan membuat tanah menjadi lebih kering.

Contoh Erosi Pengikisan yang terjadi di permukaan bumi ternyata banyak sekali jenisnya.   ada beberapa contoh erosi, Berikut ini penjelasannya.

           1. Erosi air atau ablasi Contoh yang pertama yaitu erosi air. Pengikisan ini terjadi karena adanya pengaruh dari air sungai dan hujan. Intensitas dan curah hujan yang tinggi akan semakin meningkatkan peluang terjadinya ablasi. Setidaknya ada empat jenis ablasi yang bisa terjadi. Erosi percik: disebabkan oleh air hujan yang jatuh ke dalam tanah dan menghanyutkan tanah tersebut. Erosi lembar: terjadi di tanah pada daerah lereng gunung. Lapisan bagian atas tanah akan hanyut bersama air hujan. Erosi alur: pengikisan pada tanah yang sudah berlangsung dan menyebabkan terbentuknya alur yang nantinya menjadi tempat air mengalir. Erosi parit: pengikisan yang terjadi ketika alur yang terbentuk sudah memiliki kedalaman lebih dari 0,3 meter. 

 


             2. Erosi korasi atau deflasi Deflasi merupakan pengikisan yang disebabkan oleh angin. Biasanya terjadi di daerah gurun. Angin di tempat tersebut akan menyebabkan pasir berpindah ke tempat lain secara konstan.

             3. Abrasi ,Abrasi adalah pengikisan yang terjadi di daerah pantai. Pengikisan tersebut terjadi karena adanya gelombang laut dan arus laut yang merusak,  juga menjelasakan proses abrasi terjadi ketika ada angin yang bergerak di laut yang menyebabkan arus serta gelombang ke arah pantai. Jika kejadian tersebut berlangsung lebih lama, maka akan menyebabkan banyak pengikisan di pinggir pantai.  

            4. Eksarasi Pengikisan ini disebabkan oleh adanya gerakan es yang mencair. Pencairan ini membuat bebatuan ikut bergerak ke bawah kemudian mengendap. Hasil dari pengikisan tersebut dikenal dengan nama fjord. Kejadian ini biasanya ada di pegunungan bersalju. 

Cara Mencegah Erosi Fenoma terjadinya pengikisan pada lapisan atas permukaan bumi sebenarnya bisa dicegah dengan berbagai cara.   ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya erosi. Berikut penjelasannya.

            1. Konservasi tanah

 Cara pertama yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan konservasi tanah. Upaya ini dilakukan untuk mencegah dan menghambat terjadinya pengikisan tanah. Pemilihan vegetasi yang tepat menjadi kunci suksesnya upaya konservasi. Pastikan menggunakan vegetasi yang memiliki kemampuan untuk bertahan pada berbagai kondisi cekaman. 

            2. Terasering

Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan sistem terasering yang biasanya dijumpai pada lahan pertanian di dataran tinggi. Terasering ini sebenarnya memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga agar air hujan tidak langsung mengalir ke bawah dan menyebabkan pengikisan. Dengan lahan berbentuk teras, maka tanah akan lebih stabil dan tanaman juga tumbuh lebih baik. 

 

 

              3. Countor farming 

Upaya selanjutnya untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah yaitu dengan countor farming atau penanaman berdasarkan garis kontur. Cara becocok tanamn seperti ini akan membuat akar tanaman lebih kuat, sehingga bisa menahan tanah agar tidak mudah terkikis saat hujan deras. 

              4. Reboisasi 

Tindakan preventif berikutnya yang bisa dilakukan yaitu dengan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang telah gundul. Cara ini sangat penting untuk dilakukan sebab pohon di hutan merupakan penghasil oksigen sekaligus penahan air. Dengan ekosistem hutan yang terjaga maka bercana alam lain seperti banjir juga bisa dicegah.

                  5. Countur Farming

Merupakan sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah sehingga sistem perakaran tanaman akan semakin solid dan sanggup menahan tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air, membuat teras bangku atau gundulan. Sistem penanaman kontur ini sudah banyak diperkenalkan kepada petani di Indonesia untuk mengembangkan pertanian secara berkelanjutan.

                6. Membuat Tanggul Pasangan

Setiap lahan yang miring wajib dibuatkan semacam tanggul yang searah dan sejajar dengan kontur tanah, dengan demikian air hujan dapat tertampung dari langsung menyerap kedalam tanah sehingga mengurangi terjadinya Run Off atau aliran permukaan. Pada daerah tanggul tersebut lebih bagusnya ditanami oleh tanaman seperti jagung yang memiliki batang yang tinggi, dengan demikian air tidak akan terlalu lama tergenang di daerah tanggul.

                 7. Optimalkan Drainase atau Saluran Air

Tujuan adanya drainase ini untuk menjadi jalur pelepasan air sehingga sisa air yang tidak terserap oleh vegetasi penutup lahan atau buffering, dapat segera alirkan ketempat yang lebih rendah. Namun diperlukan juga upaya memotong panjangnya lereng menjadi lebih pendek dengan menggunakan teras sehingga memperlambat aliran air. Selain itu perlu juga ditinjau secara rutin kualitas drainase suatu lahan dengan melakukan pemeriksaan untuk mengecek apakah ada bagiannya yang mengalami kerusakan, sehingga langkah seperti ini dapat semakin mengoptimalkan fungsinya suatu drainase.  


Komentar