Cara Budidaya Pohon Gmelina ( Jati Putih )
Selain tanaman jati (Tectona grandis Linn) yang sudah umum kita kenal saat ini ternyata ada jenis jati lain yang memiliki potensi pemanfaatan yang luas. Jati putih yang memiliki nama ilmiah Gmelina arborea, merupakan pohon penghasil kayu yang produktif juga.
Tanaman gmelina merupakan pendatang dari negara-luar. Masyarakat di Kecamatan kebonagung menyebutnya dengan nama Jati Putih. Para petani sudah lama mengenal tanaman ini namun baru mulai menanam sekitar tahun 2009 dan mulai menggeluti budidayanya sampai sekarang.
Sifat-sifat Unggul Pohon Jati Putih
Sejak ditanam dalam bentuk bibit, pohon jati putih ini jika berada pada tanah yang tepat akan tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan meninggi dan membesarnya diameter batang akan terasa sekali pada umur 1-3 tahun. Dalam waktu sekitar 7-15 tahun sejak ditanam di lahan kayu pohon jati putih ini mulai bisa dipanen. Namun bila akan menunggu lebih lama lagi, pohonnya bisa tumbuh tinggi sampai dengan ketinggian 20 meter untuk yang berumur belasan tahun.
Tekstur
kayunya halus, sehingga dilirik oleh perajin furnitur untuk diolah menjadi
barang mebel. Karena itu tanaman ini memiliki potensi menjanjikan jika
dibudidayakan.
Selain
memiliki pertumbuhan yang cepat, pohon jati putih (Gmelina arborea) tahan
terhadap serangga yang kerap menjadi hama pada tanaman jati Tectona grandis.
Karena tahan terhadap serangan hama ini kayunya relatif utuh ketika dipanen
tidak banyak lubang-lubang.
Karena sifat unggul mudah tumbuh dalam waktu cepat dan tahan hama ini
membuatnya menonjol dibandingkan membudidayakan pohon berkayu lainnya.
Maka ada baiknya jika Anda membaca artikel ini sampai selesai karena akan mendapatkan informasi mengenai cara budidaya dan pemeliharaan dalam menanam pohon jati putih (Gmelina arborea Roxbn).
1. Menyiapkan bibit biji tanaman Jati Putih
Biji yang akan ditanam haruslah dari tanaman yang sudah tua berumur 10 tahun lebih.
2. Persiapan lahan
Pohon jati
putih (Gmelina arborea Roxb) kayunya berwarna putih kekuningan dengan kulit
berserat halus dan berwarna abu-abu sekilas mirip dengan warna kulit albasia
atau sengon laut. Pertumbuhan tanaman ini akan optimal pada ketinggian 0 – 800
m dpl, yang berarti bisa tumbuh dari daerah pantai sampai dengan dataran
rendah. Ketinggian suatu lahan bisa dicek dengan alat altimeter.
Profil tanah yang bagus untuk tempat menanam adalah bertekstur tanah lempung
(tanah liat), atau lempung berpasir. Tanaman ini juga bisa tumbuh pada tanah
liat yang mengandung pasir. Jati cenderung menyukai kondisi tanah yang kering,
sehingga harus dihindari menanam jati putih ini pada tanah yang selalu
tergenang air.
Genangan air akan memacu pertumbuhan jamur yang bisa menyebabkan busuk akar. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal adalah kisaran 1778 – 2286 m per tahun dan pH tanah cenderung netral atau mendekati 7.
3. Penanaman
Lubang tanam
bisa berukuran kurang lebih 30cm dengan kedalaman 30cm, dengan jarak antar
lubang tanam sekitar 4 meter. Namn juga tidak dilarang jika akan menanam pada
jarak yang lebih rapat, diusahakan tidak kurang dari 2 meter x 2 meter agar
tajuknya tidak terlalu rapat. Jika terlalu rapat, kompetesi tanaman satu dengan
yang lain dalam mendapatkan sinar matahari akan tinggi.
Penanaman paling ideal adalah pada awal musim penghujan, sehingga meminimalkan
matinya tanaman dan lebih hemat dalam menyiram. Kebutuhan awal untuk pohon jati
yang baru ditanam cukup banyak, sehingga bila menanamnya di awal musim hujan
kita bisa berhemat tenaga dan biaya.
Bibit yang sudah siap tanam dibasahi dahulu dengan air, kemudian polybag
disobek dengan hati-hati agar tidak ada akar yang patah. Setelah ditanam,
dipasangi ajir dari bambu atau kayu agar bibit pohon jati tumbuh tegak.
4. Pemupukan
Pupuk yang paling baik digunakan adalah pupuk organik seperti pupuk kandang dari kotoran ayam, kotoran sapi atau kambing.Kebutuhan pupuk idealnya adala 3 ton untuk luasan 1 hektar.
5. Pemeliharaan
Lahan tempat
penanaman jati perlu dicek agar tidak tergenang air selama musim hujan.
Genangan air bisa menyebabkan penyakit busuk akar dan batang.
Perempelan daun dan cabang pohon dilakukan semenjak pohon masik kecil, hal ini
dilakukan agar pohon jati tumbuh lurus tidak bercabang. Pupuk organik bisa
diberikan setiap tahun, dengan jumlah seperti saat awal menanam.
Pada dasarkan teknik menanam dan pemeliharaan jati putih ini tidak berbeda jauh
dengan tanaman berkayu lainnya, seperti pada jati lokal.
Komentar
Posting Komentar